Sabtu, 31 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 11 : WRITE ABOUT ANYTHING THAT'S CURRENTLY ON YOU MIND

 WRITE ABOUT ANYTHING THAT'S CURRENTLY ON YOU MIND

Sesuatu yang ada dalam pikiran saya, hmmm :
- Zodiac & personality part 2
- Update lirik lagu di blog sebelah
- 1 hari 24 jam dan masih tak cukup
- Seminar sales

Oke, saya putuskan untuk membahas hal terakhir saja, yaitu tentang seminar yang baru kemaren saya ikuti.

Papa dan mama saya punya kebiasaan mendengarkan radio cakrawala setiap pagi. Di radio itu biasanya ada program interview pagi yang narasumbernya bermacam-macam. Kebetulan pagi itu, presenter mereka yang terkenal kocak, namanya Ongky Susu sedang menginterview seorang dokter. Si dokter ini katanya pakar nutrisi yang sudah banyak membantu para kliennya menurunkan berat badan dan membentuk tubuh mereka menarik dengan menerapkan pola hidup sehat.

Interviewnya sukses bikin penasaran. Pertama si presenter, Ongky Susu tanya sama si dokter, susah ngga sih kalau mau diet, soalnya kan kalau diet itu harus bisa tahan lapar. Trus si dokter bilang, kalau banyak perspektif diet itu yang salah dimengerti, karena diet itu tujuannya bukan nahan lapar dengan tidak makan. Justru diet itu tetap makan normal 3X sehari seperti biasanya, hanya saja jenis makanannya saja yang harus diatur.

Trus si presenter tanya lagi, "Nah dok, kalau seperti itu biasanya makanan untuk diet itu kurang enak karena biasanya berupa sayur-sayuran, rebus-rebusan dan rata-rata rasanya hambar karena tidak boleh pakai bumbu."

"Nah itu dia salah satu perspektif yang salah mengenai jenis makanan untuk diet," jawab dokter dengan terkekeh. "Makanan untuk diet banyak kok yang enak. Nih saya kasih contoh, kalau anda ke restoran, jangan pesan ayam goreng, tapi pesan ayam bakar dan ganti nasi putih dengan nasi merah. Itu saja sudah sangat mengurangi lemak," kata si dokter masih terkekeh.

"Serius tuh dok?" si presenter jelas penasaran (saya juga)

"Iya, banyak cara gampang kalau mau langsing dan tampil menarik. Sebenarnya saya tak suka menyebutnya diet, saya lebih suka menyebutnya pola hidup sehat. Karena kalau diet ada kesan mengurangi makan. Siapa pun pasti kelaparan kalau harus mengurangi jatah makanan," ujar si dokter serius.

"Jadi maksud dokter saya tetap bisa makan enak dan terlihat langsing dok?" si presenter terdengar antusias.

"Benar sekali," jawab si dokter mantap

"Jadi saya harus atur pola makan saya bagaimana, dok?"

"Nah untuk itulah saya mau mengadakan seminar sehat langsing alami pada hari Sabtu ini tanggal 31 Agustus, dan bekerja sama dengan laboratorium Prodia. Jadi selain anda datang dan mengetahui bagaimana bisa langsing secara sehat dan alami, anda juga sekalian di tes kadar gula darah, tekanan darah dan juga lemak anda," promo si dokter.

Si dokter masih lanjut, "Biasanya biaya pendaftaran 800 ribu, namun khusus para 50 pendaftar pertama, anda hanya dikenakan biaya 195 ribu. Biaya itu sudah termasuk seminar dan makan siang."

Kembali ke rumah saya, papa langsung antusias dan menyuruh mama dan saya ikut, terutama saya. Menurut ketentuan di radio, kalau ingin menjadi 50 orang peserta pertama, maka harap segera transfer pembayaran sebelum jam 1 siang. Dan saya pun mengikuti semua instrusksinya satu persatu.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Akhirnya mama dan saya pergi ke tempat seminar. Ternyata sudah banyak orang di atas. Pertama-tama kami mengisi buku tamu dahulu, setelah itu kami antri untuk mengukur kadar gula darah. Sebelumnya saya sudah puasa, tapi tidak dengan mama, karena punya penyakit maag, mama harus tetap makan, karena itu lah nantinya batasan gula darah orang yang puasa dengan yang tidak puasa akan berbeda.

Saya sempat mikir, apa bakal sakit saat tes kadar gula, secara kan darah saya harus diambil githu. Tapi mama bilang, paling jari saya hanya akan ditusuk oleh sebuah alat dan terasa seperti digigit semut. Begitu sampai di giliran saya, saya melihat sachet-sachet yang rupanya berisi kapas yang sudah dibasahi oleh alkohol, seorang pekerja mengambil salah satu sachet lalu merobek segelnya dan mengeluarkan kapas basah tersebut dan mengoleskannya di tangan saya.

Lalu ia memasang jarum ke dalam sebuah benda yang mirip pulpen mekanik, lalu pulpen tersebut ditempelkan ke jari tengah saya dan "tlik" setetes cairan merah keluar dari jari tengah saya. Tidak terlalu terasa sih, mirip gigitan semut. Lalu ia membuka lagi 1 sachet kapas basah beralkohol dan mengoleskannya pada jari tengah saya yang mengeluarkan darah.

"94, masih dalam batas normal," matanya melihat sebuah alat digital.

Saya tahu batasan normal kadar gula darah tidak boleh lebih dari 100, makanya meski masih dibawah 100, tapi 94 menurut saya sudah hampir melewati batasan normal.

Sesudah seminar

Maaf, hanya saja saya tidak ingin membahas mengenai jalannya seminar karena menurut saya membosankan Selain itu seminar kesehatannya lebih mirip penjualan produk. Lalu mengenai pola hidup sehat yang diajarkan dalam seminar juga sangat general, nyaris semuanya saya sudah tahu dan bisa ditemui di internet. Misal :

  1. Minum teh hijau (tanpa gula)
  2. Minum kopi hitam (gulanya harus dengan gula aren)
  3. Olahraga
Saya hanya memasang tampang datar sepanjang seminar, karena nyaris semua informasinya sudah pernah saya  semua di internet. Peserta seminar cukup banyak, dan meskipun ada sesi tanya jawab, si dokter umumnya hanya menjawab hal-hal umum, kalau ada pertanyaan yang detil, biasanya ia berkilah tidak bisa memberikan jawaban, karena jawabannya panjang dan waktunya terbatas. Dan seadainya kami para peserta seminar tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai pola hidup sehat, maka silakan ikuti workshopnya dengan biaya xxx

Yah, memang sih seperti yang saya bilang, soal jualan produk, mulai dari blender untuk bikin juice, teh, gula aren sampai makanan cemilan yang katanya menyehatkan, semua ditawarkan sepanjang seminar.

Trus tentu saja dia mengatakan untuk kami yang kadar gula darahnya saat di test lebih dari 80, maka kami harus memeriksakan diri di laboratorium karena kami sudah mendekati tahap untuk terkena diabetes. Mendengar hal itu mama saya langsung berbisik di telinga saya, kalau apa yang dikatakan oleh si dokter tidak benar, karena menurut dokter lain, justru kadar gula darah yang normal itu antara 80 - 100. Bila lebih memang bisa saja ada diabetes tapi kalau di bawah itu juga tidak baik, Karena zat gula juga dibutuhkan oleh tubuh, dokter pun juga berkata kekurangan zat gula akan membuat tubuh gemetaran.

Yah, saya rasa ini salah satu bentuk marketing agar kami memeriksakan diri ke laboratorium. Pada dasarnya sih bagus-bagus saja memeriksakan diri ke labotatorium, tapi caranya kenapa harus dengan menakut-nakuti?

PS : buat yang sakit maag, cobalah pengobatan alami dengan kunyit, lidah biaya dan buah melon. 

Kamis, 29 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 10 : WRITE A LETTER TO YOUR FUTURE SELF

WRITE A LETTER TO YOUR FUTURE SELF

Tantangan WCD 10 ini terbilang cukup unik yaitu menulis surat untuk diri sendiri di masa depan. Pernah membayangkan menyampaikan pesan untuk diri anda sendiri? Saya rasa pantas dicoba.

Dear Myself in the future,

Kuharap kau sehat selalu, karena bagiku kesehatan sangat penting, dengan sehat kau mampu melakukan aktivitas dan kegiatan apa pun yang kau suka. 

Kuharap kau dalam keadaan bahagia dan dicintai oleh suami dan mungkin anak-anak (aku membayangkanmu berkeluarga, meski kau payah dalam hal-hal rumah tangga, mengingat kau tak bisa masak, messy and disorganized, jadi kukira mungkin kau akan mencari pasangan hidup yang punya semua itu, tapi ingat kau pun harus belajar untuk berubah). 

Aku tahu kau selalu memimpikan mempunyai keluarga sendiri dengan anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Dan kau selalu bermimpi setiap malam, bisa membacakan cerita sebelum tidur untuk mereka, karena hal itu tidak pernah terjadi pada diri kita. And you will make a strong bond with your children, because you won't let them feel lonely and you have a lot of love to give. 

O ya, bagaimana dengan impianmu untuk bisa jadi penulis? Maksudku diluar menulis blog. Aku tau kau pasti bisa, karena hei, tanpa bermaksud mengaitkannya dengan UUZ (ujung-ujungnya Zodiac), tapi sebagai Pisces, kita kan sangat terkenal disektor imajinasi. Oleh karena itu kalau kau mempunyai imajinasi dalam kepalamu, jangan hanya dipendam saja tapi salurkan juga. Tapi kau juga harus fokus dan disiplin. Aku tau kau sangat gampang terdistraksi. 

Namun seandainya kau tidak menjadi penulis pun, aku harap cita-cita mu yang lain untuk mempunyai toko buku tersampaikan. Kadang kupikir, yang kurang dari negara ini bukan penulis tapi toko buku. Semoga kau bisa memiliki toko bukumu sendiri. Toko buku yang personal seperti toko buku punya Meg Ryan di film You've Got Mail, tentu saja dengan ending yang berbeda. Dengan memiliki toko buku kau bisa menjadi jembatan bagi semua pihak seperti penulis, penerbit, pembaca. Aku pernah membaca bahwa angka 14, tanggal kelahiran kita, mengandung arti sebagai komunikator. Bagiku komunikator adalah perantara. 

Kuharap kau sudah menghilangkan rasa rendah diri atau low self esteem dalam dirimu itu. Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kau bisa.

Aku tau, tidak sepantasnya aku memintamu untuk religius, karena aku sendiri sekarang ini tidak religius, tapi ingatlah selalu akan Tuhan dan luangkan waktu untuk berdoa. Mungkin ada kalanya kau skeptikal dengan urusan spiritualisme, tapi aku tahu dalam hatimu kau sangat ingin mememercayainya dan kau selalu yakin bahwa mujizat itu nyata selama kau percaya. 

Dan kuharap saat kau membaca ini kau sudah benar-benar menjadi "master of your emotion". Aku tahu kalau kau mudah gugup, cemas, dan ada kalanya reaksimu berlebih saat menghadapi sesuatu yang membuatmu tidak nyaman. Begitu pula bila ada seseorang yang membuatmu jengkel, reaksimu cenderung keras, be softer and cooling down, okay. Jangan terlalu berlebihan saat menghadapi sesuatu. Sekiranya aku tahu rasa sensitifmu sudah mulai berkurang dibanding dulu. 

Lalu persoalanmu dengan waktu. Kau selalu menganggap waktu 1 x 24 jam tidak pernah cukup. Ada begitu banyak hal dalam pikiranmu, ada begitu banyak kegiatan yang selalu mau kau pelajari, tapi kau harus fokus untuk memilih satu yang benar-benar kau sukai. 

Terakhir, jangan sesali yang sudah terjadi. Kau tak bisa kembali ke masa lalu atau pun terus menerus menyalahkan diri. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran dan berikan masa depan harapan yang positif. 

Best regards,
Yourself in the past

WRITING CHALLENGE DAY 9 : WRITE A LOVE STORY

Write a Love Story

Dikasih tema protes, ngga dikasih tema bingung, hari ke-9 ini temanya menulis cerita cinta. Hmmm saya paling ga bisa yang romantis-romantisan. Maksud saya tuh, cerita jadinya antara kaku atau keju. Tapi tantangan tetap harus dijalanin :D

Tadinya saya mau lanjut fanfic part 2, meneruskan kisah sebelumnya, karena ceritanya kan masih bersambung, tapi yah itu, kelamaan kalau tulis fanfic secara harus susun plot dulu, dan saya berencana memasukkan unsur dewasa, dll tapi masih kurang referensi, jadi saya tunda dulu lanjutin fiksinya. (asli saya lemah banget dalam manajemen waktu, teralihkan sana-sini ><).

Oke, khusus untuk setiap challenge yang temanya bikin cerita, fiksi, fanfik, pokoknya bikin cerita deh, saya akan alihkan ke wordpress. Lebh nyaman mengetik di WP untuk post-post yang panjang atau mencapai lebih dari 1000 huruf.

Ini dia linknya : http://draftnol.wordpress.com/2013/08/29/writing-challenge-day-8-write-a-love-story/

Ide cerita kali ini terinspirasi dari sebuah pepatah. "I don't need a perfect relationship, I just need a man who don't give up on me." Yah kurang lebih seperti itu lah quotenya.

Maaf kalau kali ini agak lama, karena seperti yang saya bilang, WC yang temanya suruh buat cerita tuh, saya ngga bisa langsung dan cepat. Soal karakternya sendiri, mengenai cewek yang takut komitmen. Biasanya rata-rata cowo kan yang digambarkan takut sama komitmen. Tapi menurut saya di jaman sekarang, justru banyak cewek yang pemberontak dan tidak suka dikekang, terutama menyangkut kebebasan pribadi. Biasanya working woman, who think she could do what man couldn't.

Soal karakter cowonya sendiri. Saya mau cowok yang ngga gampang menyerah kalau dia sudah cinta. Cowok yang ngga peduli meskipun dia  mendapat rejection dari orang yang mereka cinta, dia tetap usaha sampai bisa menaklukan hati orang yang mereka suka.

And yes, sorry if the story look not polished. Such as Farrin background, what make her so stubborn about her family. 

Kamis, 22 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 8 : WRITE ABOUT ANYTHING YOU WANT

Write About Anything You Want

Horeee, tema bebas.
Asyiiik!!!!
Hmmm apa yah?
10 menit berlalu
........................
Binguuuunggg!!!!!
Dikasih tema, protes. Ngga ada tema, malah bingung.
Saya--> kontradiktif.

Sempat terpikir mau lanjutin fanfic Aeon part 2 tapi setelah saya pertimbangkan, saya putuskan untuk tidak menulis fanfic dulu di Writing Challenge. Karena bisa bakal lama kalau saya buat fanfic. Secara saya harus buat plot dulu, terus menuliskan apa yang saya khayalkan, terus memikirkan kata-kata dan kalimat yang enak dibaca, yah pokoknya bakal lama. Saya putuskan akan membuat sesi Q n A saja.

Q : Sebutkan 3 hal yang paling kamu takutkan ?
A : 1. Sakit berat. Normal saja, siapa sih yang mau menderita, belum lagi terpikir biaya dokter yang harus           dikeluarkan. Lebih baik uangnya dipakai untuk hal lain.
      2. Ada kriminal atau orang jahat masuk rumah, seremkan. Karena itu keamanan sangat penting dan               selalu waspada.
      3. Forever Lonely. Who want to be lonely? Yup lonely, not alone. Although I don't like always alone.

Q : Sebutkan 3 minuman kesukaan kamu ?
A : Hmmm, bingung karena lebih dari 3. Diluar air putih, saya suka coklat dingin/panas, teh, dan juice.

Q : Sebutkan 3 putri Disney favoritmu ?
A : Belle, karena dia smart dan suka baca buku juga. Rapunzel karena dia ceria dan pemberani. Mulan karena dia berjuang demi keluarga dan bangsanya.

Q : Sebutkan 5 kota di dunia (luar Indonesia) yang kamu harap bisa kamu kunjungi dan sebutkan alasannya?
A : Kyoto - Jepang, karena kotanya sangat bersifat Jepang tradisional. Istambul - Turki, karena satu-satunya kota di dunia yang terletak di antara 2 benua (Eropa-Asia). Venice- Italia, mau lihat kanal air dan gondolanya. Praha - Rep. Ceska, saya suka sama yang kesannya jadul tua dan gothic. New York - Amerika  karena itu New York. Kurang banget ini kotanya harusnya ada 10 atau 15.

Q : Apa impian dan harapan kamu?
A : Eh banyak sih kalau harus disebutkan satu persatu. Tapi kalau sederhananya sih, merasa bahagia, tenang dan secure.

Bahkan menulis Q n A saja saya tiba-tiba blank. WCD 8 ini benar-benar saya sia-siakan dengan menulis QnA. Epic fail T_T

Oke, supaya tidak epic fail banget, kalau ada yang tertarik, saya coba memposting salah satu draft yang sudah tersimpan lama :
http://draftnol.wordpress.com/category/edendale-chronicles/

Senin, 19 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 7 : WRITE A SHORT POEM

Write A Short Poem

BERSYUKURLAH

Bersyukurlah kalau dirimu normal
Sebab ada mereka yang terlahir dengan anggota tubuh tidak lengkap

Bersyukurlah kalau dirimu mempunyai keluarga dan orang tua
Sebab ada anak-anak yatim piatu di dunia ini yang hanya bisa memimpikan mereka

Bersyukurlah kalau dirimu selalu serba berkecukupan
Sebab ada mereka yang harus selalu bekerja keras terlebih dahulu untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan

Bersyukurlah kalau dirimu dilimpahi oleh makanan dan dapat makan 3X sehari
Sebab ada mereka yang selalu merasa kelaparan dan tidak mempunyai makanan untuk dimakan

Bersyukurlah bila dirimu sehat, bisa berjalan, bisa berlari, bisa bernafas dengan baik
Sebab ada mereka yang terbaring lemah di atas ranjang dan ditopang dengan alat bantu pernafasan

Bersyukurlah bila dirimu dapat bersekolah tinggi hingga universitas
Sebab ada mereka yang hanya bisa bercita-cita untuk bersekolah namun tidak pernah kesampaian

Bersyukurlah bila kau mempunyai kewarganegaraan
Sebab ada mereka yang terpaksa mengungsi dan mencari-cari serta memohon suaka

Bersyukurlah bila kau tinggal di negara dan lingkungan yang damai
Sebab ada mereka yang selalu merasa ketakutan akan senjata dan bom siap meledak

Bersyukurlah akan kehidupan yang diberikan oleh Tuhan
Sebab ada mereka yang tidak sempat merasakan hidup sama sekali


Note : Saya menulis ini sebagai bentuk pengingat kalau saya sudah  mulai berkeluh-kesah sana sini, ingatlah ada banyak orang-orang yang jauh lebih menderita, dan tidak beruntung sama sekali. Tadinya rencana mau di posting besok, karena tadi siang sudah posting WCD 6 tapi berhubung sebelumnya saya juga terlambat, mengapa tidak sekalian untuk kali ini saya lebih awal, lagipula beberapa menit lagi sudah berganti hari :D

WRITING CHALLENGE DAY 6 : WRITE ABOUT YOUR FEELINGS FOR SOMEONE

Write About Your Feelings For Someone

Another challenge about express my feeling again? Well I think I started to understand why express your feeling is a challenge. Because not everyone can't do it. Not because they don't have any feelings, but simply not everyone understand about their feelings. Well maybe they knew it, but they are not sure about it. Because sometimes humans are contradictive. Such as they love you but they also fear about commitment, they are helping you, but they also complain when they helped you. Their head say yes but their heart say no. 

Okay back to topic, with who I must express my feeling, because the last time I told my parents about how I feel, they mocked me and told me my feeling is not important. Don't get me wrong, I love my parents, but sometimes I feel bitter about how they are treating me. If there is one thing I really need and want it from them is called understanding.

Since that I become a person who is trying to hide my feeling, even become emotional detachment. Because I learn if I trust people so easily, it can backfire me. I tend to be a loner, because when I'm alone, I can do what I want, I feel free, I even more productive. Don't get me wrong it doesn't mean I have problem to socialize. But I prefer a few friends rather than a lot of friends. My motto is more people are more problems. I don't like drama but it seems drama loves me :D

Back to topic, since the challenge must express my feelings to someone and so far I only express my feelings to everyone if they read my crappy writing through this, I guess I will pretend if I have a life mate. I don't want write soul mate because, well call me skeptical but life mate sounds more realistic rather than soul mate. But it doesn't mean I don't believe with soul mate, it juts maybe only one in a million of people who can find their soul mate.

Dear

I wish you stop possessive on me like try to control me
I hate when you try to control or dominate me
I know you just try to protect me
But I need a space too

Don't get me wrong, I like our time together
Our intimacy
I like when we cuddled each other on the sofa while we're watching mystery drama
I'm really enjoying when you flattered me, give me massage on my nape of neck
I love all your affection

And since you asked me to tell you about what I don't like from you, here
I don't like when I made mistake and apologized, you still lift up the problem
Everyone have their own past, no need to remind them again and again
I never declare my self as a saint or pure person, I'm just human, imperfect
So please don't push me to do something that I don't like
Also don't be rude on me because I will  do the same
I have intense reaction when it comes about emotion
And to be honest I don't like it
Because I know it will hurt you too
And i don't want to hurt you

And I need alone when I need to recharge my energies
Also I need your understanding about my hobbies, my desires, my insecurities
I ask no more
Thank you for your love and all the pleasure you gave me
In return I will be at your side, darling.

Full of Love
Your dearest one

Sabtu, 17 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 5 : WRITE A LETTER TO ANYBODY

Frankly speaking, I think day 5 challenge is one of the hardest challenge. I never smart enough when it comes to express my feeling. Write a letter? To who I must write a letter? I don't have any close friends, Sadly isn't it? or pathetic? Yes, I do have some friends but I don't know, not kind of friend where I can share my dreams, my deepest secret, my insecurity. 

Dear best friend wherever you are,

Hai, kita ngga pernah ketemu, tapi suatu hari nanti aku berharap bisa menemukan dirimu. 
Jadi aku ngga akan merasa kesepian lagi, sekiranya aku tau kalau aku merasa kesepian, aku bisa meneleponmu  untuk sekedar curhat tanpa kau merasa bahwa aku menjadi beban atau merepotkan.
Aku tidak peduli meskipun hobby kita berbeda, tapi yang kuinginkan adalah kau tidak merasa bosan saat harus menemaniku ke toko buku. 
Sebaliknya aku pun akan menemanimu ke tempat yang kau suka, walaupun aku tidak suka tempat itu. 
Karena sebagai sahabat kita akan berusaha saling mengerti dan memahami.
Saat aku salah, kau mengingatkanku tapi tidak menghakimiku. 
Saat yang lain meninggalkanku, kau tetap menemaniku..
Namun saat aku butuh waktu untuk sendiri, kau memberiku ruang, begitu pun sebaliknya.
Tentu saja ada kalanya kita berdebat dan bertengkar.
Tapi pada akhirnya kita berbaikan, biasanya kau akan mencoba berbaikan dengan mengatakan kau ingin pergi ke toko buku dan minta referensiku soal buku yang akan kau beli. 
Aku sendiri juga akan meneleponmu untuk mengajakmu wisata kuliner, karena kita sama-sama suka makan, walaupun kita selalu mengeluh mengenai gemuk. 
Aku akan membelamu bila ada yang mengganggumu.
Bila kau punya masalah, ceritakan padaku, jangan hanya disimpan sendiri.
Meskipun aku mungkin tidak banyak membantu tapi aku janji akan menjadi pendengar yang baik.
Berjanjilah padaku, apabila nanti kau harus pergi meninggalkan kota ini, jangan lupa padaku.


Your besties,
Lina

PS : Agak telat sehari sih dari challengenya.But now I just try to finish the challenge, cannot promise will be on time.  

Kamis, 15 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 4 : RANT ABOUT ANYTHING

Rant About Anything

Saat tau kalau tema Writing Challenge hari ke-4 adalah tentang rant, saya langsung berpikir soal marah-marah, gerutuan atau ngedumel.  Tapi kepada siapa?

Maka hal tergampang adalah kepada kehidupan, tapi kalau kehidupan gimana ngerant nya? seolah saya menyalahkan nasib dan takdir atau Tuhan. Setelah saya timbang menimbang, rasanya saya ngga pantes ngerant soal kehidupan, seharusnya saya bersyukur sudah diberikan kehidupan meskipun kadang hidup itu pahit, tapi itu akan membuat karakter kita menjadi lebih kuat dan bijak.

Akhirnya saya memilih untuk ngerant terhadap negeri ini. Saya yakin sebagai warga masyarakat kita sering ngga puas sama keadaan di negeri ini. Entah itu pemerintahannya, orang-orangnya, hukumnya, kota Jakarta, prasarananya, yah banyak deh.

***
Jakarta, mengapa kau harus macet, bayangkan aku pernah sampai menunggu 1 jam untuk naik Transjakarta. Belum lagi lama di jalan karena macetnya itu. O ya menurutku halte busway itu tidak ramah terhadap lansia dan penyandang cacat. Mamaku enggan naik Transjakarta karena beliau tidak kuat dengan tangga dan jembatan pengghubung yang sangat panjang. Lalu setiap musim hujan, aku selalu cemas akan banjir. Rumahku masih pendek jadi kalau hujannya deras sekali pasti akan kebanjiran, itu kondisi yang sangat tidak nyaman. Aku harus mengangkat barang-barangku agar tidak basah dan sesudah itu kami sekeluarga harus bekerja keras membersihkan lumpur dan kotoran yang masuk ke rumah karena banjir.

Lalu keamanan, mengapa aksi kejahatan tidak berkurang malah meningkat? Rata-rata semua yang tinggal di ibukota pasti pernah mengalaminya, iya rata-rata, yang berarti sebagian besar masyarakat pernah mengakaminya, mulai dari kecopetan di angkot atau bus umum, kena jambret saat naik motor, sampai rumah kosong yang kena bobol maling. Kami tidak pernah merasa aman di Jakarta, kami bukan hanya harus waspada tapi extra waspada.

Indonesia, mengapa kau lebih dikenal karena hal-hal negatif. Setiap kali aku mengunjungi blog luar, banyak yang tidak tahu di mana itu Indonesia? Oh oke, baiklah jangan salahkan dirimu tapi salahkan mereka yang ignorant karena pengetahuan geografi mereka terlalu bodoh. Tapi mengapa kau tidak punya pengaruh sama sekali di luar sana? Bahkan tidak dalam hal budaya. China dikenal dengan dimsum dan kungfu, Jepang dikenal dengan anime dan manga. India dikenal karena kari dan bollywood, Korea dikenal karena K-Pop dan K-Drama. Oh aku tahu mereka negara maju. Tapi bagaimana dengan Thailand dan Filipina. Mereka lebih dikenal dibanding Indonesia.

Lalu prestasi olahraga? Mengapa pembinaan olahraga di Indonesia berantakan? Ke mana semua dana untuk olahraga? Aku bosan membaca berita korupsi yang tidak pernah habis setiap hari. Kenapa nyaris semua pihak di pemerintahan lebih memikirkan kepentingan mereka daripada rakyatnya? Tidak semua sih tapi sebagian besar.

Mengapa pendapatan rata-rata kami di Indonesia tidak sebesar negara lain? Maksudku, di negara lain, orang dapat membeli rumah, apartemen, mobil, berlibur ke luar negeri walaupun mereka hanya bekerja dalam 2-3 tahun dan pegawai biasa. Di Indonesia 10 tahun bekerja pun belum tentu bisa, kalau pun ada yang bisa, ngga banyak.

Kurasa sampai disini saja rantingnya, sungguh ngerant itu melelahkan. Sebenarnya ada banyak yang mau dirant tapi saat ini otakku lelah untuk memikirkan soal keluhan.

***
Berasa WC 4 ini garing banget. BTW, biarpun saya ngerant soal Jakarta dan Indonesia, bukan berarti saya tidak cinta atau tidak bersyukur tinggal di sini. Setiap negara ada plus-minusnya. Kalian tahu Aussie atau Austarlia? Temen saya yang tinggal di sana pernah bilang untuk hidup dan hiburan tuh enakan Jakarta kemana-mana dibanding Aussie. Di Australia macam Perth, mall cuma buka dari jam 8 pagi - 5 Sore. Jadi kalau malam tutup. Mall pun tidak semegah di Jakarta. Cuma untuk kualitas hidup seperti hari tua memang di negara tersebut lebih terjamin.  

Selasa, 13 Agustus 2013

WRITING CHALLENGE DAY 3 : REVIEW A MOVIE / BOOK / ANYTHING

REVIEW A MOVIE / BOOK / ANYTHING

Dibanding menulis fanfiction, menulis review bagi saya lebih mudah. Karena menulis review sudah  menjadi kebiasaan bagi saya sejak beberapa tahun belakangan Selain itu saya juga punya blog yang memang dikhususkan untuk mereview buku-buku yang telah selesai saya baca. Karena itulah saya memutuskan tidak akan menulis review tentang buku. Namun karena tantangan hari ke-3 ini temanya menulis review, maka saya akan tetap membuat suatu review, namun bukan buku. Saya akan mereview sebuah film.

Bulan Juni kemaren, boleh dibilang bulan yang boros bagi saya, terutama terkait pengeluaran bioskop. Bagaimana tidak bila semua film-film blockbuster muncul setiap minggu di bioskop. Total film yang saya tonton di bisokop pada Juni 2013 ada 7 film. Ketujuh film tersebut adalah :
  1. The Fast & The Furious 6
  2. Epic (film animasi)
  3. Now You See Me
  4. After Earth
  5. Man of Steel
  6. World War Z
  7. Monster University
Dari ke-7 film tersebut saya akan bahas 1 yang paling berkesan untuk saya, yaitu :

Banyak yang mengira kalau monster University adalah sekuel atau lanjutan dari Monster Inc. Padahal walau pun Monster University(untuk seterusnya saya akan singkat MU) keluarnya belakangan namun setting atau cerita dalam MU justru terjadi sebelum cerita dalam Monster Inc. 

Masih ingat dengan duo sahabat di Monster Inc, Mike & Sully? nah MU ini menceritakan kisah saat mereka berdua kuliah. Sejak kecil, Mike Wazowski mempunyai cita-cita untuk menjadi monster paling menyeramkan seantero negeri. Masalahnya adalah tubuh dan rupa Mike sebagai monster sama sekali tidak menyeramkan. Bahkan alih-alih seram, justru Mike terlihat lucu. Orang-orang pun tidak ada yang percaya Mike akan menjadi monster yang menyeramkan. Tapi Mike percaya kalau suatu saat ia bisa menjadi monster yang meyeramkan asal ia kuliah di universitas monster atau Monster University. Maka ketika ia dewasa, ia langsung mendaftarkan diri masuk MU dan mengambil jurusan SERAM alias Scary Major.
Namun, lagi-lagi karena bentuk dan rupa Mike yang lucu, semua orang tidak percaya kalau Mike bisa menjadi monster yang seram, termasuk dosen-dosen kampus MU. Semua orang meremehkan Mike dan lebih mempopulerkan Sully yang memang mempunyai rupa dan geraman yang menyeramkan. Namun Mike mempunyai sikap optimis dan yakin kalau ia berusaha keras ia pasti bisa menjadi monster yang menakutkan. 

Nah, kira-kira, berhasilkan Mike mewujudkan cita-citanya menjadi monster yang menakutkan? 

PERHATIAN: Bagi anda yang belum menonton Monster University, saya sarankan skip review saya karena mengandung spoiler. Selain itu review saya akan ngalor-ngidul membahas film-film lain Pixar juga. 

Pixar, Pixar, Pixar. Apa yang terjadi pada dirimu? Kemana Pixar pasca Toy Story 3?

Statement di atas bukan dari saya. Tetapi itulah pernyataan yang banyak keluar dari para movie-goers, movie blogger, kritikus film, dan termasuk fans Pixar sendiri. Sejak meluncurkan film Toy Story, Pixar sukses menjadi studio pembuat film animasi kelas wahid. Pixar bukan saja sukses secara komersil tapi Pixar juga sukses dari segi mutu (7 film animasi buatan Pixar menang Oscar). Semua film-film Pixar dari segi penilaian mendapat rating setidaknya A- (menurut wiki yah) kecuali Cars 2.

Bahkan film Brave, yang secara kritik cukup baik (filmnya menang piala Oscar), tetap tidak dianggap sebagus atau sekuat film-film Pixar macam Toy Story trilogy, The Incredible, Up, Wall-E dan hanya dianggap tak lebih dari sekedar Disney Movie's Princess. Lalu film Cars 2 semakin menguatkan dugaan kalau Pixar belum menemukan ketajaman mereka yang hilang. Karena setelah film Toy Story 3 yang super sukses, Pixar seolah menjadi tumpul.

Karena itu saat melihat trailer Monster University banyak fans yang bersemangat dan berharap film ini bisa "setajam" film-film Pixar sebelumnya, setidaknya menyamai film Monster Inc. Lalu berhasilkah Monster University membangkitkan ketajaman Pixar sebagai studio film nomor 1?

Jawabannya sih variatif, Sebagian ada yang cukup puas, sebagian lagi tidak. Banyak yang kecewa sama film MU dan menganggap Monster Inc masih jauh lebih bagus. Bagi saya sendiri MU memang masih kalah lucu kalau dibanding Monster Inc, masih kalah dalam hal adegan mengharukan khas Pixar. Umumnya kekecewaan MU ada pada :
NO BOO, WHY THERE IS NO BOO? SHE IS TOO CUTE TO NOT APPEAR IN THE SEQUEL. I WANT BOO !

Semua orang sepertinya lupa kalau setting MU adalah sebelum Monster Inc, jadi Boo tidak mungkin ada, karena kemungkinan Boo belum lahir, bahkan kalau Boo sekedar dimunculkan sebagai cameo, maka akan terkesan 'maksa'. Accept it that there is no Boo in Monster university.

No scene that enough memorable? Kalau ditanya apa scene paling memorable dari film Pixar, mungkin ada kategorinya. 

1. Kategori mengharukan yang bikin termehek-mehek. Untuk kategori mengharukan, saya rasa Married Life di UP sukses bikin para penontonnya mengusap air mata. Pixar bisa membuktikan, tidak perlu kata-kata, tidak perlu dialog keju, tidak perlu adegan hot dan yang pasti tidak perlu tempo lama untuk bisa membuat adegan manis dan romantis yang akan selalu dikenang orang. Ngga percaya? Lihat saja video klip berdurasi 7 menitan dibawah ini. 



2. Memorable ending, Toy Story 3 punya ending yang sederhana tapi begitu real, tentang moving on and let it go, mohon jangan menonton video klipnya kalau belum menonton Toy Story 3, karena ini adegan ending. 


Selain Toy Story 3, saya juga suka ending di Monster Inc. 


Pembahasan jadi melipir kemana-mana. Balik ke Monster University. Kalau di Monster Inc, karakter yang menonjol adalah Sully & Boo, maka di MU, karakter yang menonjol adalah Mike Wazowski, monster imut bermata satu.



Di MU itu Mike adalah karakter yang diremehkan dan selalu dibully hanya karena bentuk dan rupanya ngga menyeramkan sebagai monster. Tapi yang bikin saya kagum sama monster tersebut adalah dia optimis dan ngga mudah menyerah. Seburuk apa pun Mike diremehkan, dia tetap pantang menyerah dan malah membantu teman-temannya untuk berkembang. Mike akan mencari jalan untuk berhasil walau dihina. Mike ngga akan duduk bersedih dan mengasihani diri, sebaliknya dia menjadikan semua hinaan itu sebagai tantangan untuk membuktikan bahwa mereka yang menghinanya salah.  

Walau akhirnya Mike tetap gagal menjadi monster yang menyeramkan. Namun ia tidak berkecil hati, karena Mike justru menemukan jalan lain dan bakatnya tersendiri, yaitu motivator atau manager. Nah dari sini kita bisa belajar sama Mike untuk ngga pernah menyerah. Mungkin banyak teman-teman yang mau jadi penulis tapi merasa ngga bakat. Maka berlatihlah terus. Atau siapa tahu bakatnya bukan menulis tapi menilai tulisan orang dan bisa jadi editor :D

Monster University mungkin masih belum berhasil mengembalikan ketajaman Pixar. Tapi sebagai film, MU sukses menyampaikan pesan moral yang baik kepada penontonnya sebagaimana film-film Pixar terdahulu.
My rate for the movie 7/10.

WRITING CHALLENGE DAY 2 : WRITE A FANFICTION

WRITE A FANFICTION

Disclaimer : All characters belong to Capcom

Note : Fanfic ini berdasarkan game Resident Evil. Game bergenre Survival horror sebenarnya bukanlah favorit saya, tapi saya selalu suka kisah star-crossed lovers.  Sejujurnya saya ngga pernah memainkan game tersebut, hanya melihat potongan-potongan cutscenenya dari  youtube. Kejadian dalan fanfic yang saya tulis ini berlangsung 6 bulan setelah peristiwa dalam game Resident Evil 6

Karakter : Ada Wong (untuk memudahkan dan membedakan pelafalan dengan bahasa lokal, saya akan menulis namanya menjadi Eida Wong), Leon Kennedy

Jumlah Kata : 2.250

BERTEMU DENGANMU
ADA WONG
2 Januari 2014

Eida menatap cermin dan sekali lagi dia membasuh wajahnya. Api, darah, teriak kesakitan, bau busuk, mayat-mayat yang bergelimpangan, dan tentu saja mereka yang terinfeksi masih terasa nyata dalam benaknya. Itu adalah suatu malam yang tidak akan pernah bisa terlupakan bagi siapapun yang mengalaminya, suatu malam yang penuh kengerian melebihi bayangan apapun yang dapat dibayangkan oleh seorang manusia. Malam yang sama seperti 15 tahun lalu di Racoon City. Dan 6 bulan lalu,  Ia tidak sempat mencegah hal tersebut terjadi kembali di Lanshiang, Cina. Kejadian tersebut bukan saja merengut jutaan nyawa manusia, bahkan mereka yang selamat pun, hidup mereka tidak akan pernah sama lagi.

Ia tahu karena ia sendiri mengalami hal itu, bukan hanya sekali tapi dua kali, Racoon City dan Lanshiang. Sering ia terbangun di tengah malam mengira dirinya telah ikut menjadi bagian dari diri mereka yang terinfeksi atau kalau lebih baik, ia bermimpi saat mereka yang terinfeksi menggigitnya, lalu mencabik-cabik tubuhnya menjadi potongan-potongan kecil daging. Eida jarang mendapati mimpi-mimpi yang ramah, kalau tidak bermimpi mengenai kejadian-kejadian di kedua malam tersebut, ia bemimpi seorang gadis kecil yang menangis sedangkan kedua tangannya berpegangan pada seutas tali yang dipasang sebagai jembatan di atas sebuah kolam penuh sekelompok ikan piranha dan tali itu satu-satunya penyelamat, sebab tali itu akan menjaga agar tubuh gadis kecil itu tidak sampai terjatuh ke dalam kolam.    

Ketenangan, mimpi yang indah, tidaklah sering namun hal tersebut tidak mustahil. Rasa malam ini sungguh berbanding 180 derajat dengan malam sebelumnya. Walau rasa tersebut mulai samar-samar, ia ingat malam di mana ia merasa hangat, damai, dan tidak sendirian.

Dua hari sebelumnya, 31 Desember 2013
Telluride, Colorado

Pergantian tahun adalah peristiwa di mana semua orang selalu tampak lebih bersemangat.  Mereka menatap masa depan dengan penuh keyakinan, meninggalkan semua mimpi buruk dan kesialan di masa lalu dan berharap tahun berikutnya segala sesuatunya lebih baik.

Alunan musik waltz mengalun lembut dari speaker mungil yang diletakkan di sisi pojok gedung restoran. Eida menyesap tehnya sambil menikmati pagi yang tenang. Ia mengambil tempat di dekat sebuah jendela besar yang menghadap langsung ke arah pegunungan dan hutan yang berselimutkan salju bulan Desember. Seorang pelayan laki-laki berusia awal 30-an mendatangi mejanya, si pelayan tersenyum, “Untuk Ms Wong,” ujar si pelayan ramah lalu ia menyerahkan satu buket bunga mawar berwarna merah, “Tampaknya anda mempunyai seorang pengagum misterius.”

Setelah basa basi sedikit, si pelayan langsung pergi. Ia tidak mengatakan dari mana bunga mawar tersebut, ia hanya berkata seorang kurir dari toko bunga diutus oleh seseorang untuk menyampaikan buket bunga tersebut kepada dirinya dan si pelayan memberikan buket bunga itu kepada Eida karena dari kartu ucapan di buket bunga mawar terserbut tertera tulisan, “Untuk Miss Eida Wong.”

Eida membuka kartu ucapan itu yang di dalamnya tertulis;

Kau selalu tampak menawan dalam warna merah

Dengan ekspresi tak acuh, ia kembali menutup kartu ucapan tersebut dan menyimpannya di saku celana jeansnya, tatapannya kembali melihat ke jendela, ke arah hutan dan pegunungan bersalju. Pemandangan serba putih itu sekarang mulai dipenuhi beberapa orang yang berjalan-jalan sambil membawa peralatan ski mereka.  Telluride adalah tempat yang tepat untuk bermain ski, suasana di kota ini mirip dengan resor-resor ski terkenal di Eropa.

Setelah menyelesaikan sarapannya, ia kembali ke kamarnya. Di kamar ia mengeluarkan kartu ucapan dari si pengirim mawar misterius dan mendekatkannya ke perapian. Perlahan-lahan suatu kata-kata mulai tertampak dalam kartu ucapan tersebut.

PERGILAH KE PONDOK DI TENGAH HUTAN DAN TIBALAH SEBELUM JAM 1 SIANG

Setelah membacanya, Eida melemparkan kartu ucapan tersebut ke parapian dan menatap api yang perlahan menghanguskan kertas menjadi serpihan abu. Menjadi mata-mata bukanlah pekerjaan praktis. Ia harus selalu siap akan setiap perintah kerja yang diterimanya secara mendadak, tidak peduli bila hal tersebut diterimanya saat tengah berlibur. Dengan segera ia mengambil peralatan skinya dan bergegas menuju perbukitan bersalju Telluride. 

Lereng yang berkelok-kelok, tanjakan-tanjakan tinggi dan turunan yang curam menjadi tantangan sekaligus kesenangan tersendiri bagi adrenalinnya. Tidak butuh waktu terlalu lama bagi Eida untuk menemukan pondok tersebut. Pondok itu terselip di tengah-tengan hutan pinus. Sebuah pondok yang sangat sederhana, sepertinya dibangun bagi para pemain ski yang tersesat. Bangunan pondok terbuat dari kayu. Cuaca, angin dan sinar matahari telah membuat kayunya menjadi lapuk.

Eida memasuki pondok tersebut,  pondok itu hanya terdiri dari satu ruangan . Isi ruangan hanya terdapat satu meja, dua kursi dan sebuah rak kayu yang diletakkan di bagian pojok ruangan. Eida melihat bagian langit-langit pondok. Langit-langit pondok terdiri atas palang-palang kayu yang dipasang untuk menopang atap bangunan tersebut. Eida mengeluarkan grapple gunnya[1] lalu menembakkan senjata tersebut pada salah satu palang di langit-langit, ia lalu menarik pelatuk senjata sekali lagi dan seketika tubuhnya terangkat ke atas, dan dilihatnya suatu recoder kecil terselip di salah satu palang penyangga. Eida berpegangan pada salah satu palang, menyarungkan grapple gunnya dan menggunakan kedua tangannya untuk berpegangan pada bilah-bilah palang menuju ke tiang di mana recoder kecil tersebut diletakkan.

Setelah mendapatkan recoder tersebut, Eida langsung melompat turun, ia meluncur dan mendarat dengan kaki kirinya terlebih dahulu dan jatuh dengan posisi berlutut. Eida lalu memutar recorder kecil tersebut.

Ms Wong, dalam 3 hari ke depan Menteri Luar Negeri Cina akan berkunjung ke D.C.

Seperti yang kau tahu pasca insiden di Tall Oaks dan Lanshiang, hubungan kedua negara semakin tegang.

Kedua belah pihak saling curiga bahwa mereka telah mengembangkan senjata biologis untuk saling menyerang.

Karena itu Menlu Cina berkunjung ke DC guna membicarakan penyebab tragedi tersebut, karena bagaimana pun kedua tragedi itu telah sangat merugikan masing-masing pihak.

Tugasmu adalah memastikan bahwa kunjungan Menlu Cina berjalan lancar dan aman dari gangguan pihak-pihak yang ingin mengacau.

Rekaman ini akan hancur dalam 5 detik.

Dan pesan tersebut berhenti sampai di situ. Eida memperhatikan recoder itu lalu meletakkannya di meja dan tidak lama kemudian, asap muncul dari recoder dan sekarang recoder itu hanya seonggok benda rongsokan.

Washington, D.C.

Langit telah gelap saat Eida tiba di Washington, D.C.  Tidak biasanya bagi Eida untuk tiba jauh lebih awal ke tempat di mana ia diberikan tugas. Namun D.C. memberikan keistimewaan tersendiri baginya. Bukan karena tempat itu, namun ada seseorang di ibukota Amerika tersebut yang selalu membuatnya rindu.

Ia tahu di mana pria itu berada. Tapi apa sebenarnya yang ia cari, apa sebenarnya yang ia inginkan? Eida tahu bahwa ia dan pria itu berseberangan dalam segala hal. Mereka tidak akan bisa bersama. Terlalu rumit. Terlalu berbahaya. Tragedi Tall Oaks dan Lanshiang adalah bukti nyata bahwa pekerjaannya tidak akan pernah memberinya kebebasan. Eida mempunyai banyak musuh karena ia tahu terlalu banyak.




[1] Senjata yang dimodifikasi dengan ditambahkan tali dan kait, jadi saat senjata ditembakkan, kait dan tali tersebut akan meluncur ke arah sasaran dan menempel pada sasaran, si pengguna tinggal menarik pelatuk senjata maka secara otomatis tali akan menarik si pengguna ke tempat di mana sasaran kait terpasang. 

Bagi seorang mata-mata yang bekerja untuk banyak pihak, mencintai seseorang adalah suatu kelemahan. Pihak-pihak tersebut bisa saja menggunakan keluarga atau orang yang disayangi sebagai sandera demi mendapatkan apa yang mereka mau. Eida tidak ingin mengambil resiko itu. Bahkan seandainya ia berhenti dari pekerjaannya, jalannya tetap tidak mudah, karena ia sudah tahu terlalu banyak hal yang tidak boleh diketahuinya. Terlalu banyak pihak-pihak yang pernah dikhianati olehnya. Terlalu banyak musuh yang harus dihadapinya. Namun ia tak menyesal dengan pilihan jalan hidupnya, ini sudah keputusannya.

LEON KENNEDY

Suasana malam itu dingin namun ramai. Orang-orang baik warga lokal maupun turis turun ke jalanan untuk menyambut pergantian tahun. Mereka tampak tak acuh akan cuaca dingin selama di jalanan ada pesta. Hingar bingar musik pun terdengar dari kejauhan dan sampai dalam suara sayup-sayup di sebuah balkon apartemen.

Leon Kennedy meneguk vodka dengan cepat. Mata birunya memandang kegelapan langit malam. Di sinilah ia memilih merayakan malam tahun baru, di balkon apartemennya. Rekan-rekannya sesama agent DSO[2] berkumpul dan berbaur dalam pesta tahun baru di sebuah bar lokal di D.C. mungkin seharusnya tadi ia bergabung saja dengan mereka tapi saat itu dirinya tidak sedang dalam mood untuk berpesta, sudah 15 tahun belakangan ini ia tidak bisa menikmati pesta ataupun hal lain yang bentuknya hura-hura. Setiap kali ia bergabung untuk sekedar bersenang-senang atau hang out bersama teman-teman dan rekan kerjanya, dia hanya mengikuti mereka tanpa pernah merasa bersenang-senang, pikirannya terisolasi, ikut tertawa saat ada yang membuat lelucon meskipun tidak lucu, terkadang ikut menimpali dengan lelocon hambar lainnya dan pastinya minum. Alkohol membuat pikirannya terasa rileks.

Sebuah suara terdengar dari balik bayang-bayang gelap, “Aku kagum akan kemampuanmu bisa minum banyak tanpa,” suara itu jeda sejenak, “terlihat mabuk, Mr. Kennedy.”

Leon terkejut, tangannya reflek hendak meraih pistol disarung sabuk celananya, namun segera ia tersadar akan pemilik suara tersebut. Suara dengan nada menggoda yang selalu menghantuinya selama bertahun-tahun.

“Suara itu,” ujar Leon dalam hati.

“Eida?” tebak Leon sambil berjalan mendekati pojok pinggiran balkon yang paling gelap, walau tidak mencabut pistol dari sarung sabuknya, ia tetap waspada, tangan kanannya tetap menempel pada pistol di sarung sabuk pinggangnya. Siap menarik keluar pistol tersebut untuk hal-hal tak terduga.

Sesosok siluet ramping keluar dari bayang-bayang tembok, siluet itu berjalan santai namun pasti mendekati Leon.

“Leon, haruskan kau selalu tegang setiap kali kita bertemu?” Siluet tersebut berbicara lalu menjelma menjadi sosok wanita cantik. Penerangan balkon yang remang-remang menambah aura misterius wanita tersebut.

“Eida?! Leon berusaha mengendalikan suaranya sendiri yang terdengar kaget dan takut. Namun anggota tubuhnya mulai rileks.

“Yah aku. Apakah kau tadi berniat menyambutku dengan pistol?” tanya Eida dengan seringai mengejek.

“Bukan salahku untuk bersikap waspada, terutama untuk seorang tamu yang datang tanpa mengetuk pintu,” jawab Leon sambil tersenyum mencibir.

“Maaf Leon bila kau tak suka, tapi kita berdua sama-sama tahu bahwa caraku melakukan sesuatu tidaklah dengan mengetuk pintu,” sahut Eida kalem.

“Ada apa Eida? Apa yang membuatmu datang ke sini? Apa yang akan kau lakukan? Mengapa kau tiba-tiba muncul dan menampakkan diri seperti ini?” tanya Leon tetap waspada.

Eida tidak menjawab, ia menelengkan kepalanya menghadap panorama malam kota D.C. cuaca terasa semakin dingin, sebersit uap putih keluar dari helaan nafasnya. Walau tanpa melihat, Eida tahu Leon sedang memperhatikan dirinya bak elang mengawasi mangsanya. Pria itu menunggu jawaban.

“Sebagai mantan polisi, kemampuan interogasimu masih bekerja baik,” goda Eida. “Bagaimana kalau kukatakan bahwa kebetulan aku ada pekerjaan di kota ini. Dan karena kau tinggal di kota ini, jadi kuputuskan untuk mampir mengunjungimu,” seperti biasanya Eida menjawab dengan acuh tak acuh, hal yang membuat Leon selalu frustasi.

“Pekerjaan? Apa yang kali ini kau lakukan Eida?”  tanya Leon curiga.

Eida tampak tidak senang dan terhina, “Kau tahu Leon, agar dugaanmu benar, aku mungkin akan membuat kekacauan.”

“Eida, aku ingin percaya padamu, tapi kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mendengarkan penjelasanmu,” Leon berjalan perlahan mendekati Eida.

Eida Wong, perempuan yang selalu menghantui mimpi-mimpinya dan betapa Leon frustasi karena perempuan tersebut selalu muncul dan menghilang dalam hidupnya, dan sering kemunculannya dalam keadaan tidak menyenangkan. Keadaan yang kacau, porak poranda akibat virus yang menyebar, seolah takdir mempermainkan setiap pertemuan mereka berdua. Mereka pernah sama-sama berjuang untuk tetap bertahan hidup dalam situasi mimpi buruk paling terburuk yang pernah ada. Leon tahu, tidak seharusnya ia berhubungan dengan Eida, perempuan itu adalah mata-mata. Dari yang ia dengar, Eida adalah seorang double atau triple agent yang bekerja untuk banyak pihak. Dan pihak-pihak tersebut tak terkecuali mereka yang sangat berbahaya, pihak yang bertujuan mengancam keselamatan hidup banyak orang. Pihak yang sangat dibenci Leon.

Namun Leon tahu, sejak kejadian di Racoon City 15 tahun yang lalu, ia dan Eida telah membentuk ikatan aneh yang mereka sendiri tidak tahu mengapa. Bahkan seandainya mereka musuh, Leon akan tetap melindungi Eida, menjaganya tetap selamat, tetap hidup.

ADA WONG

“Andai aku bisa menjelaskan Leon,” jawab Eida, namun kali ada sebersit nada sedih dalam suaranya.

“Selalu terlalu rumit untuk dijelaskan, bukan?” sindir Leon, tapi Eida menangkap rasa kecewa dalam sindiran itu.

“Aku ingin bertemu denganmu dalam situasi normal, tapi tampaknya kau tidak berharap begitu,” ujar Eida dan dia membelakangi Leon bersiap pergi menggunakan grapple gunnya.

“Eida, tunggu!” Secepat kilat, Leon mencengkram lengan Eida, memegang erat lengannya.

“Lepaskan Leon,” ujar Eida.

“Di luar dingin, masuklah dulu dan hangatkan dirimu,” nada suara Leon terdengar tulus.

“Mengapa? Bukankah kau tak percaya padaku? Apakah kau mengundang orang asing ini masuk ke rumahmu?” tanya Eida sinis.

“Pekerjaanku tidak percaya denganmu, tapi aku percaya padamu, Eida. Dan sekarang malam tahun baru, aku tidak ingin membicarakan pekerjaan,” ujar Leon perlahan dan tegas.

Eida menatap Leon, mencari kebenaran dalam mata biru itu. Sebenarnya ini bukanlah pertama kali mereka bertemu dalam situasi normal. Situasi tanpa kekacauan, tembakan dan zombie. Mereka pernah bertemu sebelumnya, beberapa kali walau tidak sering dan singkat.  Pertemuan singkat yang sangat berharga untuk Eida. Pertemuan yang diisi dengan percakapan santai, tidak ada intervensi dari masa lalu ataupun tuntutan masa depan, hanya saat ini yang diteruskan menjadi dekapan intim, ciuman lembut dan sentuhan sensual yang bergelora.

Leon melepaskan genggamannya dan ia memutar tubuh Eida perlahan agar menghadap dirinya secara utuh, lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Eida dan mendekap tubuhnya perlahan.

“Maaf,” bisiknya lembut di telinga Eida.

Kebekuan di wajah Eida tampak mencair, perlahan ia tersenyum lalu ia melingkarkan kedua lengannya di sekeliling leher Leon, “Kau tahu, aku baru tiba dari Telluride malam ini dan aku belum sempat membasuh tubuhku, kau yakin ingin bersamaku?”

Leon tersenyum, ia mendekatkan keningnya ke kening Eida dan berkata, “Kebetulan yang pas, aku pun belum membersihkan diriku, bagaimana kalau malam ini kita mulai dengan mandi dan saling membersihkan diri?”

Eida menjawabnya dengan senyuman, “Baiklah, kuterima tawaranmu,  Mr Kennedy.”

Dan ia menggandeng tangan Eida dan menuntunnya masuk ke apartemen.



[2] Division of Security Operations. Adalah organisasi anti bio-terorisme yang dibentuk langsung oleh almarhum presiden Amerika Serikat, Adam Benford dan berada langsung dibawah kekuasaan hukum pemerintah Amerika Serikat.  DSO beranggotakan agent-agent terbaik dari seluruh penjuru Amerika. DSO bertujuan untuk mengatasi langsung setiap krisis dan bahaya yang mengancam kelangsungan hidup warga dan masyarakat Amerika, terutama yang berkaitan dengan bio-terorisme. 

Curcol : I never write any fanfiction before, so if there any of you interesting enough to read my shitty writing, I'm so thankful. And I apologize first since this is not well written or polished. The fanfic should posted since last week but I postpone it since I off to vacation, got sick, and bla-bla, well I don't want to delay it anymore because I need to finish the challenge soon. I try my best not OOC, although OOC (Out of Character) are permitting  and often used on fanfiction. But for my first fanfiction I want to write it as close as possible like the original characters. The characters is quite hard to write in my opinion because in the original video games, they also inconsistent characters, I mean the developer who wrote about them also not good. Resident Evil 6 plot & storyline not satisfied many fans of RE itself. Well I think I should't rant about the game here, since this is not the right place. 

I feel so awkward when I wrote romance scene or sweet dialogue, for me I feel it's always end up cheesy. About the theme I choose for fanfiction, as I explained on the top, I like star-crossed lovers story. I don't know whether it will be more smooth or better if I pick a theme such as Korean with boyband or girlband as the characters. But personally I don't like using real person as fanfiction characters, I'm not comfortable with it.

Kesimpulan :

Sejujurnya saya merasa seharusnya menulis fanfiction ditaruh paling terakhir, karena siapa pun yang mengatakan nulis fanfic itu gampang, errr menurut saya itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun hanya fanfiction, usahakan tetap menulisnya dengan baik dan tidak asal-asalan. 

Selasa, 06 Agustus 2013

Writing Challenge Day 1 : Write A Short Autobiography

Write A Short Autobiography

I'm just an ordinary girl who is supposed to be kind and friendly

Saya lahir di hari minggu pada hari ke-14 bulan ke-3 jam 6 sore. Mama dan papa memberikan saya nama yang sama dengan salah satu suster yang membantu kelahiran saya, papa bilang, suster tersebut sangat baik dan ramah, karena itulah mama dan papa menamai saya mirip dengan nama suster tersebut dengan harapan sifat saya baik dan ramah seperti sang suster.

But apparently I'm not

Sayangnya alih-alih ramah, saya tumbuh menjadi anak yang berwatak keras, sekiranya itulah yang orang tua saya rasakan. Seandainya segala sesuatu tidak berjalan sesuai kemauan saya, saya pasti marah-marah. Saya benci bila harus dipaksa melakukan sesuatu yang saya tidak suka. Saat usia saya 5 tahun, adik lelaki saya lahir, dan sebagai anak sulung pastinya ada rasa cemburu saat melihat orang tua saya lebih banyak mencurahkan perhatian kepada adik daripada saya. Ditambah lagi adik saya waktu kecil sakit-sakitan, hal tersebut menyebabkan adik sangat dimanja, segala sesuatu yang diminta adik pasti akan dikabulkan oleh orang tua saya. Sebagai orang tua tentu saja mereka berusaha bersikap adil sama anak-anak mereka, melihat siapa yang lebih membutuhkan, namun sebagai anak kecil, saya kadang merasa tidak adil dan terlebih lagi karena adik saya berjenis kelamin laki-laki, saya merasa dia lebih dibanggakan. 

My School Life

Saya lupa kapan tepatnya saya mulai lancar membaca, karena sewaktu TK saya tidak ingat pernah membaca panjang lebar, namun sewaktu SD, umur 6 tahun saya ingat sudah bisa membaca dengan lancar. Sejak SD saya sudah memakai kacamata, menyebabkan penampilan saya terlihat culun bagi anak-anak sebaya saya dan lucu bagi orang dewasa. Sekolah saya sewaktu SD tergolong biasa saja, tidak istimewa dan bukan sekolah unggulan. Nilai pelajaran saya pun hanya rata-rata, tidak bagus-bagus amat juga tidak jelek. Sejak kecil saya sudah canggung dan kikuk. Tidak pandai bergaul. Saya tidak suka anak laki-laki karena mereka selalu menggangu dan mengolok saya. Saya bergaul lebih baik dengan anak-anak perempuan walaupun hanya sedikit anak-anak perempuan yang berteman dengan saya. Saya paling suka pelajaran menggambar dan saya paling benci pelajaran matematika. 

Saat saya akan masuk SMP, saya pindah dari sekolah lama ke sekolah baru yang kualitasnya terkenal karena sekolah tersebut suka memberikan materi yang sulit pada murid-murid mereka.  Saya ingat salah satu guru saya di SD meragukan kemampuan saya untuk dapat bertahan disekolah tersebut, karena nilai rata-rata saya hanya pas-pasan. Saya ingat apa yang dia bilang, "Kamu mana sanggup di sekolah itu".

Sekolah saya yang baru sejujurnya, memang lebih ketat. Baik dalam hal pelajaran maupun peraturan. Namun saya justru merasa lebih nyaman di sekolah baru. Saya punya banyak teman-teman baru, dan saya merasa guru-guru SMP saya lebih jelas saat menerangkan pelajaran dibanding saat saya SD. Menggambar atau seni lukis masih tetap menjadi pelajaran favorit saya, tapi kali ini ditambah Bahasa Inggris. Guru Bahasa Inggris saya waktu SMP ada dua orang. Waktu kelas 1 SMP, guru Bahasa Inggrisnya masih muda, kami memanggilnya dengan sebutan Ma'am dan pada waktu itu saya belum familiar dengan panggilan Ma'am karena biasanya dalam Bahasa Inggris saya hanya tahu panggilan wanita antara Miss dan Mrs saja. Saat kelas 1 SMP, nilai Bahasa Inggris saya masih standar dan saya pun belum paham sama sekali dengan Bahasa Inggris. Naik kelas 2 SMP, guru Bahasa Inggris yang mengajar kami berganti orang, dia adalah seorang wanita yang sudah berumur dan terkenal sangat galak, dia tidak mau dipanggil Ma'am dan meminta kami semua memanggilnya Miss. Saya dan teman-teman selalu berdebar-debar apabila pelajaran bahasa Inggris berlangsung. Guru kami tidak segan-segan menghukum murid-murid yang nilai ulangan Inggrisnya jelek, menghukum bagaimana? Tangan kami dipukul oleh penggaris kayu apabila kami dapat nilai dibawah 6. 

SMP kelas 2 dan 3 guru bahasa Inggris masih sama, walaupun cara mendidiknya boleh dikatakan agak keras namun guru bahasa Inggris kami tau cara menyampaikan materi yang baik. Saya ingat sebelum memulai pelajaran, ia selalu meminta kami selama 15-20 menit membacakan bentuk-bentuk kata kerja waktu atau tenses. Proses tersebut belangsung setiap pelajaran bahasa Inggris berlangsung, selama kelas 2 SMP. Akibatnya kami jadi hafal bentuk-bentuk kata kerja tenses di luar kepala. Saat kelas 3, beliau masih tetap mengajar kami tapi lebih lunak dan tidak sekeras saat kami kelas 2 SMP. Kelas 3 SMP, boleh dibilang nilai Inggris saya sangat baik dan saya yang sebelumnya selalu berdebar-debar setiap pelajaran bahasa Inggris justru jadi suka sama pelajaran bahasa Inggris. 

My Senior High School Life

Bila SMP, saya lebih banyak mengingat tuntutan untuk belajar, maka saat SMU saya lebih mengingat masa-masa bandel. Bukan saya sih yang bandel, saya ini termasuk murid alim kok. Tapi saya masih suka tersenyum kalau mengingat ulah teman-teman saya, mulai dari membolos saat pelajaran extra kurikuler, mengerjai guru dengan cara mengolesi bangku guru dengan minyak angin, menyembunyikan telur untuk dipecahkan kalau ada murid yang berulang tahun, bersandiwara kaki sedang cantengan untuk menghindari lari keliling lapangan saat terlambat masuk kelas dan lain sebagainya. Satu lagi pelajaran yang saya tidak suka yaitu olahraga. Saya ini sangat payah dalam pelajaran olahraga, tiap kali ada permainan voli, pasti saya dipilih terakhir sama teman-teman saya.

Something that I Still Regret

Kalau pun ada sesuatu yang saya sesalkan dari masa SMU saya bukanlah gagal dapat pacar atau nilai NEM yang tidak terlalu tinggi. Melainkan salah ambil jurusan waktu mendaftar kuliah. Saya waktu berumur 18 tahun masih belum tahu apa tujuan hidup saya, masih gamang dan orang tua juga tidak pernah mengarahkan sama sekali. Orang tua saya tidak berpendidikan tinggi karena itu mereka ingin anak-anaknya berpendidikan tinggi. Mereka tidak paham mengenai pilihan atau jalan hidup karena orang tua saya sangat pragmatis. Bagi ortu, setelah lulus SMU adalah kuliah dan setelah lulus kuliah adalah kerja kantoran.

Sayangnya saya tidak pernah yakin akan diri saya atau apa yang saya mau. Pikiran saya pun kurang lebih sama, kuliah lalu mendapat gelar sarjana dan bekerja. Karena itu saya kuliah di universitas di mana banyak teman saya juga kuliah di universitas tersebut. Saya hanya berpikir, teman-teman pada pilih universitas itu, saya ikut saja deh, rata-rata pada ambil jurusan akuntansi atau manajemen. Karena saya tidak terlalu baik di hitung-menghitung, saya pilih manajemen. Di kampus indeks prestasi saya sangat standar dan yang paling parah saya juga tidak ada keinginan keras untuk meninggikan indeks prestasi, saya tidak suka dengan mata kuliah-mata kuliah yang ada dalam manajemen jadi pikiran saya saat itu yang penting lulus dan tidak perlu bertemu lagi dengan dosen A atau dosen B alih-alih berpikir bagaimana mendapat nilai A

Saya memang berhasil menamatkan bangku kuliah dan memperoleh gelar S1 hanya saja IPK saya tidak tinggi sehingga ada kalanya terasa miris saat melihat persyaratan lamaran di koran yang mengharuskan pelamar mempunyai indeks prestasi sekian dan sekian. Andai saja sewaktu kuliah saya lebih bersungguh-sungguh. Penyesalan memang selalu datang terlambat tapi bukan berarti tidak ada jalan.

I'm Still Haven't Found What I'm Looking For
But I will find it someday

Hingga saat ini, saya  masih dalam masa pencarian jati diri, pembelajaran dan selalu introspeksi. Dari segi sifat, mama selalu bilang saya galak. Dari segi kondisi, papa selalu bilang saya belum mandiri. Sekarang ini pun saya dan adik tidak terlalu akur dan masih suka ribut karena sifat kami sama-sama keras. Tapi saya selalu mempunyai harapan bahwa suatu saat saya akan menemukan apa yang saya cari dan dapat mengabulkan apa yang orang tua harapkan dari saya.

Senin, 05 Agustus 2013

14 DAYS WRITING CHALLENGE

Beberapa hari ini ada teman-teman BBI ada yang sedang berusaha mengikuti program Writing Challenge. Sesuai namanya, Writing Challenge adalah tantangan untuk menulis. Tapi menulis apa? gambar dibawah ini akan memberikan bimbingannya. 

Intinya, tulislah sesuatu berdasarkan perintah pada gambar tersebut. Frankly speaking, deep down in my heart and maybe my head, I always dream to be a writer. But I never confident enough to write anything. Everyime I read many stories whether they are fanfiction, review, article or just short stories, which are written by others people, I always think they are so good, and me? I only have imagination. 

Berimajinasi itu mudah tapi menuliskan imajinasi itu yang sulit. Jadi mudah-mudahan dengan adanya Writing Challenge ini bisa membantu saya untuk lebih giat dalam menulis. Terkadang dalam menulis itu yang sulit bukan saat menulisnya tapi bagaimana caranya menjaga tetap fokus dan tidak teralihkan.