Senin, 03 November 2014

MALAYSIA: SEBUAH PELAJARAN BERHARGA UNTUK LEBIH BERPARTISIPASI MERENCANAKAN TRAVEL ITINERARY

Akhirnya hari itu datang juga, hari di mana saya akan kembali menggunakan paspor saya yang jarang dipakai itu. Berpergian ke luar Jakarta atau luar negeri adalah hal yang jarang bagi saya. Selain masalah budget, kendala lain juga ada di masalah waktu mengingat saya selalu bekerja di tempat yang pelit cuti. 

Adik saya membooking tiket ke Malaysia ini sudah sejak jauh-jauh hari. Mungkin sudah sejal bulan Maret atau awal tahun 2014 dan baru berangkat bulan Oktober. Sebenarnya saya tidak nyaman dengan booking tiket yang terlalu lama semacam itu, tapi sudahlah, saya sama sekali tidak terlibat dalam proses booking tiket ataupun pemesanan hotel, pokoknya saya hanya terima jadi.

Pesawat saya berangkat hari Sabtu sore sekitar jam 5 menuju Penang. Adik saya tidak memberi tahu kalau tiket promo yang dibookingnya ada batasan bagasi yang sangat terbatas. Dia hanya berpesan supaya "tidak bawa barang banyak-banyak" alih-alih menjelaskan lebih detil. Jadi saat tiba di bandara sempat ada drama masalah overweight bagasi dan ini gara-gara di koper ada 3 botol air minum Aqua seukuran 600 mili. Kenapa bisa ada botol minum di koper karena papa saya ikut campur dengan meminta saya membawa air minum karena air minum di sana mahal katanya. (Sumpah deh, saya juga bego nurut saja, padahal Malaysia itu masih termasuk negara yang murah dalam soal makanan, lain dengan Singapura). Akibatnya bukan tambah murah malah mahal karena ada extra charge utnuk tambahan bagasi. Adik, mama dan saya saling menyalahkan gara-gara masalah extra charge ini. Sejujurnya baru kali ini saya naik penerbangan low fare.