Minggu, 29 Desember 2013

Lelah

Saat emosi yang kau punya hanya rasa marah
Saat itulah lelah kau rasakan

Saat emosi yang kau punya hanya rasa pahit
Saat itulah lelah kau rasakan

Saat emosi yang kau punya hanya rasa sedih
Saat itulah sepi kau rasakan

Saat hatimu hanya ada rasa sepi
Saat itulah putus asa kau rasakan




Apa Itu Rasa Bahagia

Aku selalu penasaran apa itu rasa bahagia?
Aku hanya bisa membayangkan rasa bahagia itu seperti rasa aman
Di mana aku tak perlu khawatir
Tak perlu cemas
akan apapun

Menjalani hari-hari dengan rasa nyaman
Tertawa lepas tanpa beban
Tanpa rasa takut
akan apapun

Rasa bahagia di manakah engkau?


Saat Pekerjaan Hanya Sekedar Untuk Uang

Sudah sebulan, saya bekerja di tempat baru. Dan selama sebulan itulah saya tidak merasakan kerasan sama sekali. Baik dari segi pekerjaan maupun dari segi lingkungan. Saya tidak suka keduanya. Hanya satu yang bikin saya bertahan, yaitu duit. Tapi uang pun tidak bisa membeli diri saya seutuhnya. Saya benci pekerjaan saya, tapi mencoba bertahan karena belum dapat pekerjaan baru. 

Lingkungan dan suasana tempat baru pun tidak menunjang. Sudah satu bulan, tapi saya tidak menemukan seorang co-worker yang menurut saya bisa berpotensi menjadi teman saya. Mereka rata-rata orang lama di sana, jadi bagi mereka, saya hanya orang baru yang sombong dan tidak mau membaur. Saya tidak salahkan pandangan mereka, karena saya memang bersikap seperti itu. Mereka tipe penggosip, sementara saya tidak. Mereka nyablak, saya cenderung pendiam. Saya adalah tipe yang  bila saya tidak nyaman dengan lingkungan atau seseorang, maka saya tidak akan SKSD (Sok Kenal Sok Dekat)

Dan saya lelah terus diceramahi, kalau saya harus berubah. Saya harus berbaur dan membuka diri. Tapi saya bingung, bagaimana caranya membuka diri, sementara saya tidak nyambung dengan apa yang mereka bicarakan. Saya tidak tertarik dengan apa yang mereka bicarakan. Saya curiga, kalau saya punya sindrom Asperger, karena sifat saya yang suka menyendiri. 

Suasana bekerja yang terlalu serius dan kaku, sifat pekerjaan yang selalu diburu-buru seolah semakin menambah daftar panjang bahwa saya tidak cocok bekerja di sana. Tapi mau berhenti pun, tidak bisa karena keluarga saya bukanlah yang berkelimpahan, keluarga saya hanya berkecukupan. 

Saya sudah tidak peduli lagi apa kata orang tentang saya, bahkan ada kalanya saat saya sedang depresi akut, saya tidak peduli akan kehidupan dan sempat melintas dalam benak saya, bahwa akan lebih mudah bagi keluarga saya bila saya tidak ada. Tidak ada beban yang harus mereka khawatirkan akan masa depan saya. Tidak perlu khawatir siapa yang menjaga saya kelak bila orang tua sudah tidak ada. Adik saya bisa tenang, karena tidak perlu takut dibebani akan merawat saya seperti yang selama ini ia khawatirkan. Satu-satunya beban saya, adalah buku-buku saya yang belum saya baca. Buku? Iya buku. Mungkin untuk sementara saya stop menambah timbunan, sampai saya bisa menyelesaikan minimal seperempatnya. 

Saya merasa seperti hidup di dua dunia. Satu dunia penjara yang bernama pekerjaan dan kantor. Satu lagi dunia blog yang seperti kebebasan. Rumah pun bagi saya sering tidak terasa seperti rumah. Hanya sekedar tempat untuk numpang tidur. Seandainya bisa, saya ingin merantau. Mungkin itu yang terbaik untuk saya. Jauh dari semua orang yang mengkungkung saya, termasuk keluarga. Pernah dengarkan, kalau kau akan merasa butuh dan kangen pada seseorang saat mereka jauh darimu?

Sejujurnya, saya merasa kehidupan yang telah saya jalani adalah kegagalan. Umur saya sudah tidak muda lagi untuk mengulang sesuatu. Bahkan untuk belajar sesuatu yang baru juga rasanya mungkin kemampuan otak saya sudah tidak seperti dulu lagi. Saya cepat lupa sekarang dan cenderung absent minded.

Malam Natal saja di kantor full day, bahkan saat ini menjelang pergantian tahun, saya tidak merasakan suasana pergantian tahun atau malam tahun baru. Saya stress, tubuh saya pun ikut bereaksi atas stress saya, mulai dari keputihan yang terus menerus dan sakit kepala yang tak kunjung hilang. Mau pergi bekerja tapi rasanya selalu menakutkan seperti akan disiksa selama seharian. Jam kerja yang panjang, salah satu yang bikin saya tidak betah, tapi bukan masalah itu, karena yang terutama saya tak suka apa yang saya kerjakan. Terlalu banyak pengaturan, terlalu banyak peraturan.

Saya lelah, lelah akan segala sesuatunya dan saya depresi karena saya sampai pada suatu titik di mana saya merasa berada pada dasar paling dalam dari suatu lubang dan tidak ada seorang pun yang mau menjulrkan tali pada saya untuk membantu saya naik. Semua hanya melihat kepada saya dengan prihatin dan berkata, "Ayo naik," tapi tidak bilang bagaimana cara naiknya.

Tampaknya mungkin saya akan seperti taruhan mereka, karyawan baru yang tidak mampu bertahan di kursi panas. Yah, sudah ada 3 orang yang di posisi saya dan tidak betah. 

Senin, 16 Desember 2013

Ayo Ciptakan Hubungan Harmonis Dalam Dunia Giveaway

Apa yang membuat saya tertarik membahas tentang GA? Karena akhir-akhir ini saya banyak mendengar keluhan seputar giveaway. Lucunya yang mengeluh itu ada host GA (penyelenggara) dan juga pemenang GA. Lha penyelenggara dan pemenang sama-sama mengeluh? Ada gerangan apa?


Jadi saya mencoba untuk membahas giveaway dari 3 sudut pandang supaya adil, yaitu:
  1. Giveaway Host alias penyelenggara GA atau pihak pemberi hadiah
  2. Peserta giveaway, mereka yang mengikuti GA
  3. Pemenang giveaway.
Dan saya berani membahas 3 sudut pandang tersebut, karena saya sendiri pernah merasakan ketiganya. Saya mulai dari :

Untuk Giveaway Host

Apapun tujuan host dalam melaksanakan giveaway baik itu sekedar promosi blog, promosi produk, atau memang niatan amal, pastikan selalu jelas, terperinci,  dan tentu saja komitmen dalam menepati janjinya.

Jelas dalam membuat aturan giveaway. Yang terutama seperti macam periode giveaway, kapan pengumuman pemenang, siapa saja yang bisa ikut giveaway (apakah hanya domisili tertentu atau bukan), bagaimana cara pemenang dipilih (random/subjektif). Itu adalah beberapa point yang terutama harus dijelaskan oleh host dan aturan lain terserah host. 

Terperinci. Jelaskan setiap aturan main dengan detil dan runut. Kasih contoh bila perlu. Misal, untuk kategori pertanyaan, contoh jawaban harus bagaimana, apabila syaratnya harus share GA di sosmed, kalau perlu kasih contoh juga. Lalu hadiah yang diterima, misal bila hadiahnya ada 5 macam, jelaskan juga apa 5 hadiah ini untuk 1 orang pemenang atau 5 orang pemenang dapat masing-masing 1 hadiah. Hal ini untuk mencegah kesalahpahaman di kemudian hari. Pokoknya jelaskan semuanya dengan detil.

Komitmen. Janji dibuat untuk ditepati.  Apabila pemenang sudah ditentukan, selain diumumkan via blog atau wadah apapun yang dipakai oleh penyelenggara, menurut saya, akan lebih baik bila host juga menghubungi pemenang secara pribadi. Apakah via email atau mention twitter atau tag facebook, atau lain-lain. Pokoknya ada pemberitahuan langsung  dari host ke pihak pemenang. Karena bisa saja pemenangnya lagi sibuk dan lupa kalau dia harus lihat pengumuman GA. Jadi biarlah host yang menghubungi langsung pemenang.

Komitmen soal hadiah. Sesibuk apapun host giveaway tapi saat pemenang sudah diumumkan, tetap harus meluangkan waktu untuk mengirim hadiahnya ke pemenang. Seandainya host sedang ada masalah atau urusan keluarga, ada baiknya menjelaskan kepada pemenang mengenai situasinya jadi pemenang tahu kalau hadiah akan terlambat dikirim. Pokoknya biarpun lama, tapi janji tetap janji dan harus ditepati. 

Untuk Peserta Giveaway. 

Jangan Malas baca peraturan. Sebagai peserta giveaway, saat melihat pengumuman giveaway, jangan hanya hadiahnya saja yang dilihat, tapi aturannya tidak dibaca. Ini jujur saja, sangat bikin jengkel host giveaway. Misal jelas-jelas sudah disebutkan kapan pemenang diumumkan, masih saja tanya. Saya rasa membaca peraturan giveaway itu tidak sampai 5 menit, apa susahnya membaca baik-baik. Saya pernah mengadakan GA kuteks (nail polish) yang dalam aturannya jelas hanya peserta jabodetabek saja yang ikut, karena benda cair tidak diijinkan oleh JNE/tiki. Tapi ternyata peserta dari luar kota lebih banyak dibanding yang dalam jabodetabek sendiri. Ini agak bikin kecewa saya. 

Taat dan turuti peraturan giveaway dengan jujur. Misal ada aturan harus share, maka jangan lupa share. Harus menjawab dengan format a dan b, maka jangan menjawab dengan format c dan d. Apabila host menjanjikan maximal hadiah hanya senilai total Rp 100.000 atau 10 USD, maka jangan meminta yang Rp150.000 atau 120 USD.

Masih belum jelas? Tanyakan pada host, saya yakin selama pertanyaannya memang karena host tidak memberi penjelasan rinci, pasti host akan membantu.

Saya menang atau tidak? Balik ke Jangan malas baca peraturan. Biasanya pemenang suka dihubungi langsung oleh host, namun apabila ingin lebih yakin, kalau perlu catat tanggal kapan pengumuman akan dibacakan dan langsung lihat sendiri, apa kamu menang atau tidak. Karena host tidak menghubungi peserta yang tidak menang. Biasanya host hanya menghubungi peserta yang menang. Jadi kalau merasa tidak dapat notifikasi apapun, kemungkinan besar, bukan kamu pemenangnya. Heheheh

Untuk Pemenang Giveaway.

Hore, selamat, kamu menang. Nah, sekarang tinggal menerima hadiah, saran saya satu, menunggu dengan manis. Lho apa maksudnya menunggu dengan manis? 

Jangan menawar hadiah. Sudah bagus bisa menang, bersyukurlah akan itu. Seandainya kamu tidak puas dengan hadiahnya, mengapa kamu ikut giveawaynya? Misal hadiahnya adalah voucher untuk bisa berbelanja di toko A. Maka jangan nawar untuk ditukar di dengan voucher toko B. Karena itu artinya kamu tidak menghargai kemenanganmu dan host GA. Kalau memang tidak tertarik untuk berbelanja di toko A, maka tidak usah ikuti GA-nya.

Jangan protes berlebihan dengan mencari perhatian di sosial media. Apabila kamu merasa hadiah yang kamun terima tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh host. Pertama-tama, kamu tanyakan kepada host dulu. Jangan langsung bercuap-cuap di sosmed. Dan yang terpenting, kamu cek dulu, apa kamu sudah jelas membaca mengenai hadiahnya. Apabila sudah mendapat penjelasan dari host, maka terimalah hadiah dengan lapang dada, walau mungkin tidak sesuai harapan. Mengapa tidak boleh protes? Kan saya sudah capek-capek meluangkan waktu dan tenaga untuk ikut GA? Karena GA itu sifatnya untung-untungan, kamu bukan membeli barang, yang kalau tidak sesuai bisa kamu protes karena kamu sudah bayar. Dalam GA, kamu itu dapat gratis. Peserta lain pun sama-sama sudah berusaha tapi tidak menang. Dan mereka tidak memprotes ketidak-menangan mereka, jadi mengapa kamu yang sudah menang masih protes? Syukurilah apapun hadiahnya, dan kalau masih tidak puas, ikuti GA lain yang menjanjikan hadiah lebih dasyat.

Jangan memburu-buru host soal hadiah. Ini terkait dengan point GA host di atas. Kita tidak tahu, apakah host sedang sibuk, ada urusan dan masalah keluarga, atau sakit? Kita tidak tahu. Saran saya, tunggu selama 2 minggu dahulu, bila belum ada kiriman hadiah, tanyakan secara baik-baik kepada host, apakah hadiah sudah dikirim? Bila host belum memberi jawaban, tunggu 1 bulan lalu tanyakan lagi. Pokoknya bersabar saja, dan terus ikuti GA lain. Lho, jadi saya terima saja di PHP githu? Seperti yang saya bilang GA itu kan untung-untungan, kamu juga tidak rugi apa-apakan kalau tidak menang GA, jadi anggap saja kalau hadiahnya lama belum dikirim berarti belum rejekimu untuk menerima hadiah tersebut. Karena seperti yang saya tulis, kita tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan host GA, bisa jadi mereka sedang kena musibah. Lagipula GA kan tidak hanya 1, kalau gagal menerima hadiah meski menang, anggap saja tidak menang dan ikuti GA lain. Tidak usah menjelek-jelekkan host di sosial media, karena jangan sampai karena emosi, kesempatanmu untuk menang GA lain jadi hilang, karena kamu sudah dicap secara jelek oleh para GA host sebagai pemenang GA yang merepotkan.

Saya tidak ada maksud apa-apa sih soal pembahasan GA ini. Tulisan ini hanya sekedar pembelajaran, karena jangan sampai sesuatu yang seharusnya menyenangkan justru jadi berbuntut tidak enak. 

Terus bagaimana kalau sama sekali belum pernah menang GA seumur hidup? Hehehe, saya cuma bisa bilang, terus mencoba, segala sesuatu ada saat pertamanya. Saya juga jarang menang GA, tapi kalau terus mencoba dan tidak pustus asa, pasti dari 100X kesempatan, ada 1 yang nyantol, selama kamu usaha.